Skip to main content

TEKNOLOGI DAN GEOPOLITIK PANGAN (pengantar Pidato Guru Besar)

Tulisan: Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr. 

Judul tersebut saya pilih dengan dasar pemikiran bahwa bidang keilmuan  saya  adalah  teknologi  pangan.  Akan  tetapi,  seorang  ahli teknologi  pangan  juga  harus  mampu  memahami  kondisi  geografis negaranya  agar  terjadi  kesesuaian  antara  ilmu  dan  teknologi  yang hendak  dikembangkannya  dengan  kondisi  geografis  negaranya,  serta harus  memahami  bahwa  pangan  juga  merupakan  komoditas  yang dapat  bernilai  ekonomis,  politis,  sosial-budaya,  bahkan  komoditas pertahanan dan keamanan.  


Nilai  strategis  pangan  telah  diingatkan  oleh  Presiden  pertama Republik  Indonesia,  Ir.  Soekarno  pada  saat  peletakan  batu  pertama pembangunan  gedung  Fakultet  Pertanian  (Sekolah  Tinggi  Pertanian) di  Bogor  tanggal  27  April  1952  bahwa persediaan  makanan  rakyat adalah  soal  hidup  matinya  bangsa.  Substansi  dari  kalimat  ini dilanjutkan oleh ungkapan Henry Alfred Kissinger (mantan Sekretaris Negara  Amerika  Serikat  tahun  1973–1977)  yang  mengatakan  bahwa
“Control oil and you control nations; control food and you control the people”.  
 

Dengan  demikian,  bisa  dipastikan  bahwa  ada kaitan  yang  erat antara  teknologi  pangan  dengan  geopolitik  pangan.  Pembangunan bidang  pangan,  termasuk  teknologi  pangan  di  dalamnya, juga  harus   berdasarkan  pada  pengetahuan  kondisi  geografis  dan  politis  negara sendiri  maupun  negara  lain.  Oleh  karena  itu,  setelah  mendalami bidang  ilmu ketahanan nasional  di  Lembaga  Ketahanan  Nasional  RI, saya  berpendapat  bahwa  seorang  ahli  teknologi  pangan  seyogianya
juga harus mengetahui tentang geopolitik pangan.  


Dapat dicari pada : https://dgb.ugm.ac.id/buku-pidato-pengukuhan-guru-besar/

Comments

Popular posts from this blog

Bagaimana Mendapatkan data geografi?

Jawabannya adalah data geografi dapat diperoleh dari berbagai sumber, tergantung pada jenis data yang dibutuhkan dan tujuan Anda. (Menurut saya, Analisis seseorang bisa dibilang semakin kuat, apabila data/informasi yang didapatkan akurat & lengkap dan dapat menganalisisnya sesuai dengan tujuan, dan akan lebih baik lagi dengan berbagai sudut pandang) Pada umumnya, terbagi data primer dan data sekunder, antara lain: 1. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung (ke lapangan), biasanya untuk validasi atau kroscek data sekunder. 2. a. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak kedua, dst. Perlu dikroscek.  2.b. Menurut hemat saya, data geografi pun dapat diperoleh melalui mix sekunder maupun primer. Beberapa penyedia data antara lain: Pemerintah : Banyak pemerintah memiliki badan atau lembaga yang mengumpulkan, mengelola, dan menyediakan data geografi. Misalnya, di banyak negara, badan survei atau badan statistik nasional biasanya menyediakan data geospa...

"The Influence of PT Natarang Mining's Gold Mining Activities on Population Livelihood Patterns"

"The Influence of PT Natarang Mining's Gold Mining Activities on Population Livelihood Patterns"   By: LHR Kautsar   Indonesia is threatened! The country of the world's lungs has now turned into the fastest destructive country in the world! That's what the Guinness Book of Records revealed. Based on forest cover mapping by the Indonesian government assisted by the World Bank (2000), there was an increase in the rate of deforestation from 1.7 million Ha/year (1985-1997), to 2.83 Ha/year (1997-2000), continuing to 15.15 million Ha/year (2000-2009). This change in forest "cover" is caused by human activity. Starting from illegal logging, land clearing due to the emergence of industry, forest conversion to agriculture, plantations to land clearing or conversion of forests for the mining industry. Yes, almost all mines in Indonesia cut down forests to set up mining businesses, and this then has an impact on the environment. It is fate that eve...

Sekilas Pertanian Presisi di Kanada dan Amerika Serikat (US) yang Bagaikan Science-Fiction!

Source from: https://earthobservatory.nasa.gov/features/PrecisionFarming   Imagine you are a farmer riding along in your 50,000-acre wheat field early in the growing season. You push a button on your tractor to turn on its Global Positioning System (GPS) monitor, which pinpoints your exact location to within one meter. Touching another button, you display a series of Geographical Information System (GIS) maps that show where the soil in your field is moist, where the soil eroded over the winter, and where there are factors within the soil that limit crop growth. Next, you upload remote sensing data, collected just yesterday, that shows where your budding new crop is already thriving and areas where it isn’t. You hit SEND to upload these data into an onboard machine that automatically regulates the application of fertilizer and pesticides—just the right amount and exactly where the chemicals are needed. You sit back and enjoy the ride, saving money as the machines do most of ...