Skip to main content

PEMBENTUKAN SEORANG GEOGRAF(ER)

 

PEMBENTUKAN SEORANG GEOGRAF(ER)

I Made Sandy (Mei 1999)

(dari buku “Geografi dan Penerapannya dalam Pembangunan Wilayah”)

 

1.       PENDAHULUAN

Pada kesempatan pertemuan forum Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) di Cipayung, saya mengawali tulisan karangan geografi yang disajikan dengan mengutip tulisan Auguste Comte. Comte berpendapat, bahwa pemilahan yang dilakukan terhadap ilmu pengetahuan adalah hal yang dibuat-buat, yang mestinya tidak demikian. Namun demikian, demi untuk memudahkan pelaksanaan penelitian ilmiah, Comte pun mengakui bahwa pemilahan itu perlu.

Biasanya, begitu kita mulai dengan pengelompokkan, atau klasifikasi, kita pasti akan terbentur pada kecuali.

Geografi, memandang segala sesuatu yang berhubungan dengan keruangan sebagai inti dibidangnya. Sesuatu yang menyangkut keruangan itu, bisa terletak pada bidang fisik, tetapi juga pada bidang sosial. Hal ini memang sejalan dengan pandangan geografi, yang mempelajari muka bumi sebagai tempat hunian manusia.

Berkaitan dengan keruangan itu, pertanyaan-pertanyaan utama yang harus dijawab oleh para geografer adalah:

a.       Apa…..?

b.      Dimana…..?

c.       Kenapa….?

Pertanyaan-pertanyaan di atas hanyalah cara lain, yang dengan sederhana, dapat juga dipakai untuk memberi Batasan tentang ruang lingkup geografi. Dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana di atas itu, jelas kiranya, bahwa kedalaman bahasa geografis adalah kesamping. Karena itu pula, peta bagi seorang geograf merupakan alat yang harus dipakai.

 

2. MATA AJARAN INTI

Untuk bisa mengemban mission geografi dengan baik, ada 3 jenis mata ajaran yang mutlak harus dikuasai dengan baik oleh setiap ahli geografi, di samping mata ajaran pilihan keahliannya, yaitu:
a. ilmu iklim
b. geomorfologi
c. ilmu pemetaan atau kartografi

 

3. PENDIDIKAN GEOGRAFI

Pendidikan geografi yang sangat kami dambakan adalah jenis Pendidikan, yang:

a.       Melatih peserta didik untuk bisa berpikir teratur, bisa menyatakan buah pikirannya dengan teratur pula, termasuk selalu berpikir dalam lingkup keruangan;

b.       Memiliki landasan intelektual yang luas;

c.       Menguasai mata ajaran yang bisa membawa mereka ke cabang ilmu yang dinamakan geografi.

 

Kemampuan untuk berpikir teratur, termasuk berpikir dalam konteks ruang, serta memiliki landasan intelektual, kami sangat perlu, terutama mengingat zaman dimana terjadi perubahan-perubahan sedemikian cepatnya.

Dengan singkat, dapat barangkali dikatakan, bahwa yang kami inginkan, adalah pertama-tama menghasilkan manusia yang terdidik kemudian menghasilkan geografer.

 

4. CARA UNTUK MENCAPAI

Untuk dapat mencapai apa yang dicita-citakan itu, yang kiranya diperlukan adalah:

a.       Adanya kebebasan untuk belajar antar fakultas, paling tidak antar jurusan;

b.       Kebebasan untuk melaksanakan kerja lapang;

c.       Adanya temuan berkala, antar cabang ilmu sejenis untuk membahas peristilahan;

d.       Menghindari adanya pencabangan ilmu yang kaku, tetapi belajar menghargai masukan dari cabang ilmu manapun, asal bisa dipertanggungjawabkan.

 

5. WUJUD KARYA

Wujud akhir dari karya seorang geografer adalah studi tentang penyebaran sesuatu di muka bumi, serta penjelasan daripada faktor-faktor yang menyebabkan penyebaran tersebut.

Penyebaran dari sesuatu itu bisa berwujud titik-titik atau pemanfaatan ruangnya sangat terbatas, atau bisa juga menyangkut daerah yang luas di dalam ruang. Apabila yang tersangkut itu daerah yang luas, daerah demikan itu oleh geografer di sebut wilayah atau region. Selanjutnya, geografer pun harus mampu mencari jawaban atas adanya perbedaan dan persamaan yang terdapat di antara wilayah yang bersangkutan.

Contoh yang baik dari penyebaran, misalnya adalah penyebaran tentang berjangkitnya penyakit muntah berak yang terjadi secara berkala. Kalau kemudian dicari kenapa demikian itu penyebarannya, akan nampak jelas, bahwa penyebaran penyakit pada instansi yang pertama sangat erat kaitannya dengan morfologi daerah  dimana daerha yang bersangkutan memiliki sifat-sifat tertentu.

Contoh klasik dari pengwilayahan misalnya wilayah-wilayah seperti yang dibuat oleh Wallace. Ada wilayah sunda, wilayah lautan dalam, dan wilayah sahul, yang masing-masing mempunyai ciri-ciri tersendiri dalam kekhasan flora dan fauna.

Kalau kemudian dicari kenapa perbedaan itu ada, maka salah satu kemungkinan jawabannya terletak pada evolusi pembentukan kepulauan nusantara ini pada jaman lampau.

 

6. PENGELOMPOKKAN

Apa yang disampaikan di atas adalah inti mata ajaran yang diharapkan bisa dikuasasi oleh para calon ahli geografi pada tahap awalnya. Dia mampu berpikir ilmiah atau berpikir sistematis, seperti seyogyanya manusia terdidik, ditambah dengan mampu berpikir secara spasial dan kemudian menguasai pengetahuan dasar bagi pembentukan seorang ahli geografi.

Kalau kemudain geografi itu sampai pada pengkhususan dirinya ke dalam suatu cabang ilmu, baru akan nampak lebih jelas, bagaimana coraknya yang sebenarnya. Apakah corak itu cenderung ke ilmu-ilmu sosial ataukah cabang ilmu alam.

 

7. RINGKASAN

Pembentukan awal dari seorang geograf adalah usaha pembentukan pola pikir, terutama peningkatan-peningkatan kemampuan pola pikir geografis. Pada saat itu, geographer tersebut mungkin belum boleh disebut ilmuwan, melainkan baru berupa manusia terdidik.

Corak geografi itu baru akan Nampak, pada saat dia memilih dan memahami salah satu cabang ilmu yang akan dia khususkan bagi dirinya.

 

INTINYA (catatan lhrkautsar):

Manusia terdidik dulu (kemampuan pola pikir geografis, yang sistematis) à baru kemudian menjadi ahli geografi (ilmuwan).

Comments

Popular posts from this blog

Bagaimana Mendapatkan data geografi?

Jawabannya adalah data geografi dapat diperoleh dari berbagai sumber, tergantung pada jenis data yang dibutuhkan dan tujuan Anda. (Menurut saya, Analisis seseorang bisa dibilang semakin kuat, apabila data/informasi yang didapatkan akurat & lengkap dan dapat menganalisisnya sesuai dengan tujuan, dan akan lebih baik lagi dengan berbagai sudut pandang) Pada umumnya, terbagi data primer dan data sekunder, antara lain: 1. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung (ke lapangan), biasanya untuk validasi atau kroscek data sekunder. 2. a. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak kedua, dst. Perlu dikroscek.  2.b. Menurut hemat saya, data geografi pun dapat diperoleh melalui mix sekunder maupun primer. Beberapa penyedia data antara lain: Pemerintah : Banyak pemerintah memiliki badan atau lembaga yang mengumpulkan, mengelola, dan menyediakan data geografi. Misalnya, di banyak negara, badan survei atau badan statistik nasional biasanya menyediakan data geospa...

"The Influence of PT Natarang Mining's Gold Mining Activities on Population Livelihood Patterns"

"The Influence of PT Natarang Mining's Gold Mining Activities on Population Livelihood Patterns"   By: LHR Kautsar   Indonesia is threatened! The country of the world's lungs has now turned into the fastest destructive country in the world! That's what the Guinness Book of Records revealed. Based on forest cover mapping by the Indonesian government assisted by the World Bank (2000), there was an increase in the rate of deforestation from 1.7 million Ha/year (1985-1997), to 2.83 Ha/year (1997-2000), continuing to 15.15 million Ha/year (2000-2009). This change in forest "cover" is caused by human activity. Starting from illegal logging, land clearing due to the emergence of industry, forest conversion to agriculture, plantations to land clearing or conversion of forests for the mining industry. Yes, almost all mines in Indonesia cut down forests to set up mining businesses, and this then has an impact on the environment. It is fate that eve...

Sekilas Pertanian Presisi di Kanada dan Amerika Serikat (US) yang Bagaikan Science-Fiction!

Source from: https://earthobservatory.nasa.gov/features/PrecisionFarming   Imagine you are a farmer riding along in your 50,000-acre wheat field early in the growing season. You push a button on your tractor to turn on its Global Positioning System (GPS) monitor, which pinpoints your exact location to within one meter. Touching another button, you display a series of Geographical Information System (GIS) maps that show where the soil in your field is moist, where the soil eroded over the winter, and where there are factors within the soil that limit crop growth. Next, you upload remote sensing data, collected just yesterday, that shows where your budding new crop is already thriving and areas where it isn’t. You hit SEND to upload these data into an onboard machine that automatically regulates the application of fertilizer and pesticides—just the right amount and exactly where the chemicals are needed. You sit back and enjoy the ride, saving money as the machines do most of ...