Oleh: Lady Hafidaty R.K.
“Hemat pangkal kaya”. Itulah pepatah kuno mengenai manfaat berhemat. Berhemat membuat kita dapat menghindari besar pasak daripada tiang. Apabila yang dihemat listrik, maka tagihan listrik bulanan kita akan menjadi lebih ringan. Berhemat listrik sendiri berarti mengurangi konsumsi listrik dengan berbagai cara.
Dalam suatu kota, menghemat listrik tentu bukanlah hal yang mudah. Hal ini dikarenakan melibatkan berbagai pihak, baik pihak individu, pihak swasta maupun pihak pemerintah. Jenis kegiatan yang dilakukan dalam suatu kota pun ikut menentukan. Misalnya kota didominasi kegiatan industri membutuhkan energi listrik yang berbeda dengan kota yang didominasi kegiatan perdagangan. Jenis dan kuantitas bangunan dalam suatu kota pun ikut mempengaruhi kuantitas listrik yang diperlukan. Semakin kompleks dan banyak bangunan dalam suatu kota, maka akan semakin sulit menghemat listrik.
Namun, upaya menghemat listrik dalam suatu kota bukan berarti tidak bisa dilakukan. Tentunya, penghematan harus dilakukan melibatkan seluruh elemen kota. Artinya penghematan secara holistik.
Pertama, penghematan bisa dari sisi produsen. Produsen seringkali melakukan pemadaman bergilir di beberapa wilayah dalam suatu kota akibat kurangnya pasokan listrik. Produsen perlu melakukan peninjauan di wilayah mana saja yang boros listrik, mulai dari titik-titik sumber listrik, persebaran kebutuhan listrik (perlu peta persebaran kebutuhan listrik dari skala besar hingga kecil), fluktuasi pemakaian listrik konsumen (dicari rata-ratanya dalam setahun, dan dapat diestimasi kebutuhan minimum-maksimum per bulan), dan sebagainya. Setelah memperoleh data tinjauan, maka perlu memberi peringatan pada konsumen agar berhemat listrik. Apabila diabaikan, maka dapat dilakukan pembatasan listrik melalui sistem kuota. Misalnya dalam 1 rumah tangga penggunaan listrik sebulan ditentukan PLN sebesar 900 Watt. Maka mau tidak mau listrik harus dihemat hingga sebulan mencapai 900 Watt. Berbeda halnya dengan rumah susun yang memiliki 100 rumah tangga, maka sebulan bisa mencapai 90.000 Watt.
Kedua, penghematan dari sisi konsumen. Seyogyanya, setiap individu membudayakan berhemat listrik semenjak dini. Misalnya pembudayaan berhemat listrik di bangku sekolah yang diajarkan para guru, maupun di rumah yang dibudayakan oleh para orangtua. Beberapa langkah berhemat listrik diantaranya menyalakan listrik seperlunya saja, mengikuti program Earth Hour, melepaskan peralatan listrik (misalnya pengisi baterai atau charger) dari pusat listrik (stop kontak) apabila tidak sedang digunakan, mempergunakan pencahayaan alami dan sebagainya. Pemerintah diharapkan memberikan petunjuk-petunjuk pada orang tua supaya mengajarkan anak-anaknya menghemat listrik. Dengan demikian, diharapkan generasi muda berikutnya lebih baik dalam hal menghemat listrik. Alangkah baiknya bila dipromosikan pula secara menarik langkah-langkah berhemat listrik baik di iklan TV, brosur, mini buku, dan lain-lain. Promosi pun dapat dibantu secara birokratis dari ketua RT, RW, Lurah, Kecamatan, Kabupaten/Kotamadya dan seterusnya.
Ketiga, penghematan dari sisi bangunan. Semakin kompleks bangunan dalam suatu kota, maka semakin banyak listrik yang dipergunakan. Pertumbuhan gedung-gedung, seperti gedung perkantoran, mal, apartemen, rumah susun lebih banyak membutuhkan pasokan listrik daripada pertumbuhan perumahan tunggal. Namun, penghematan sisi bangunan bukan tidak mungkin dilakukan. Melalui desain arsitektur bangunan hemat energi, penghematan dapat dilakukan. Misalnya dengan mengganti ventilasi kecil dengan jendela yang besar seperti pada arsitektur bangunan kuno peninggalan kolonial Belanda. Mahasiswa-mahasiswa arsitektur pun sebaiknya diberikan pembekalan mata kuliah wajib guna menghasilkan bangunan hemat listrik.
Keempat, menghemat dari peralatan listrik. Cara ini dapat ditempuh apabila menggunakan atau mengganti peralatan listrik yang boros menjadi peralatan listrik yang efisien. Misalnya mengganti TV tabung menjadi TV LED, menggunakan monitor komputer LCD atau LED daripada monitor tabung, menggunakan listrik untuk AC secukupnya saja, menggunakan setrika yang memiliki pengatur panas otomatis, menggunakan lemari es hemat energi, menggunakan lampu fotocell (sel surya) untuk luar ruangan sangat membantu karena otomatis lampu akan mati apabila ruangan terang, dan terang apabila ruangan gelap.
Jadi, menghemat listrik pada berbagai elemen kota sangatlah penting guna menghemat listrik secara holistik dan universal. Bukankah “dari Hal Terkecil Akan Bermanfaat Besar” (anonim)?
Comments
Post a Comment