Skip to main content

Pertanianku, majulah

Indonesia Raya, merdeka, merdeka
Hiduplah Indonesia Raya....

Sepenggal lagu Indonesia Raya, yang biasanya berkumandang saat apel pagi dari SD, SMP, SMA (kuliah tidak ada lagi, pas kerja pun juga sudah jarang kecuali kalau di pemerintahan).

Tak terasa ini sudah hampir 2,5 bulan saya di Kementerian Pertanian. Visi misi yang luarbiasa sempat saya bangun, kala teman dekat saya menanyakan apa yang mau saya lakukan di sini. Saya percaya pertanian Indonesia akan MAJU, MANDIRI, MODERN. Sesuai misi Pak Menteri.

15 hari pertama di unit, saya rajin ke perpustakaan mengorek informasi, dan bertanya pada Kepala Peneliti, tetapi--kecewa saya dapatkan. Kecewa yang berarti saya tidak bisa banyak mengandalkan--untuk berdiskusi disini lebih individual--atau karena saya ini orang baru? 

Disamping AK dan HKM yang ketat, iklim diskusi disini sebagai perpanjangan tangan atau estafet ilmu jarang adanya (mungkin disini perlu diadakan "Rebo diskusi"). Mengandalkan diri sendiri, berbekal buku karya-karya peneliti sebelumnya, dan buku, ebook, jurnal baik lokal maupun internasional, saya berperang dengan waktu. 

Masalah klasik yang kerap dihadapi senior setingkat di atasku adalah data. Tanpa data, mau buat penelitian apa?

Kadang saya pikir, pola pikirnya perlu diubah. Target kita untuk Indonesia. Target kita PERTANIAN Indonesia. Ada berbagai komoditas. 

Sayangnya unit lebih ke tanah, sehingga saya merasa agak terperangkap. Tidak ada perjalanan yang mudah. Akhirnya, mulailah saya mencari satu demi satu teori, satu demi satu terapan ilmu pertanian. Saya hanya baru menghasilkan 1 tulisan tentang Urban Farming, itu pun dengan data hanya 1 variabel 2 periode--tetapi alhamdulillah, saya bersyukur. Meskipun belum bisa masuk ke AK atau HKM, saya merasa sudah bisa sedikit berkontribusi.

Sebagai anak geografi, memang banyak yang bisa dikupas dari pertanian. Data mau tidak mau kita ekstrak sendiri. Ya, harus belajar. Learning by doing.

Lebih sulit lagi, saat saya mau belajar machine learning (memang ini impianku sudah lama untuk menekuni Artificial Intelligence), untuk mengetahui Lahan Baku Sawah (LBS).

Kalau pikiran saya sedang kusut, rasanya ingin ..... tetapi kitalah yang memilih pikiran agar terus setiap hari rapi, berkembang dan maju. 

Berusahalah. 

Saya sudah melihat walaupun hanya baru lewat laptop dan internet, pertanian negara-negara lain yang sudah maju. Israel, Jepang, Amerika, Taiwan, Thailand, Turki. 

Kita ini mungkin kurang menjaga tanah kita agar tetap alamiah.
Pada tulisan tahun 2015, disebutkan bahwa lahan pertanian pada semua ekosistem telah terjadi penurunan kualitas. (hemat saya, diperlukan konservasi)

Sebelum bergerak maju, perlu mengetahui fakta-fakta yang terjadi di lapangan untuk berbagai komoditas.

Comments

Popular posts from this blog

Ringkasan Buku "The Power of Concentration: 20 Bahasa Kekuatan Konsentrasi"

Minggu, 8 Agutus 2019 Ringkasan   buku “The Power of Concentration: 20 Bahasa Kekuatan Konsentrasi” Penerbit RUMPUN. Oleh: Theron Q.Dumont. Kekuatan konsentrasi ada yang konstruktif (+) & destruktif (-). Kebiasaan adalah pencapaian mental. Keberhasilan adalah buah dari pola pikir. Ketangkasan otak menentukan hasil; kalau menunda orang lain menggantikan sehingga “kesempatan hilang”. Apabila membesarkan hati orang, maka akan terlihat sifat baik yang akan kembali ke diri kita masing-masing. KONSENTRASI PENUH akan menghubungkan Anda dengan pikiran Tuhan, Anda tidak lagi akan memiliki keterbatsan. Semakin tinggi konsentrasi, maka akan semakin tinggi kesempatan = sukses à mengatur diri dan memusatkan pikiran. Orang yang mampu berkonsentrasi adalah orang yang sibuk & bahagia. Latihan konsentrasi terbaik ialah menyimak dengan seksama orang yang berbicara. Cinta akan meningkatan kondisi fisik, social dan mental. Berbicaralah dengan pelan dan jelas. ...

Catatanku: Estonia, Ketergantungan Teknologi Internet dan Cyber Attacks

  Estonia adalah salah satu contoh unik bagaimana ketergantungan pada teknologi, khususnya internet, dapat menyebabkan kerentanan yang signifikan. Pada tahun 2007, negara ini mengalami salah satu serangan siber paling terkenal dalam sejarah modern, yang dikenal sebagai "Serangan Siber Estonia 2007" atau "Estonian Cyber Attacks." Latar Belakang Estonia, sebuah negara kecil di Eropa Timur, terkenal karena tingkat adopsi teknologi digitalnya yang sangat tinggi. Negara ini memanfaatkan teknologi untuk hampir setiap aspek kehidupan, dari layanan pemerintah hingga transaksi finansial. Pada saat serangan siber terjadi, Estonia sudah menjadi pelopor dalam layanan e-government, dengan banyak layanan publik yang dapat diakses secara online. Kronologi Serangan Siber Pemicu Serangan Pada April 2007, ketegangan politik antara Estonia dan Rusia memuncak. Ketegangan ini sebagian besar disebabkan oleh keputusan Estonia untuk memindahkan patung Perang Dunia II yang dianggap simbol s...

Game Theory dibahas!

Ringkasan Buku: “POLICY MAKING: Mengubah Negara Biasa Menjadi Negara Unggul” (by Dr. Riant Nugroho). Anyway buku ini yang juga membahas Game Theory dalam konteks Perumpamaan Antar Negara di Era Global. 1. Keunggulan tiap negara ditentukan oleh kemampuan negara tersebut dalam menghasilkan kebijakan-kebijakan publik yang unggul. 2. Lebih penting dari penguasaan teknis, perlu diketahui ada 11 kriteria kualifikasi analis kebijakan yang handal (Patton & Savicky, 1992). 3. Game Theory adalah peraturan-peraturan/kebijakan-kebijakan (yang pada akhirnya membangun situasi bersaing dari 2 atau beberapa orang) untuk memaksimalkan kemenangannya sendiri/meminimalisir kemenangan lawan. *catatan: gimana wujudnya negara-negara di situasi era global ini, kebijakan-kebijakan menyesuaikan antar negara satu sama lain (itu sebabnya ada kerjasama antar negara, perubahan kebijakan internal, dsb)—kelihatannya amat bergunanya kalo paham cara baca situasi dunia internasional; jadi kebijakan dalam negeri ga ...